Latar belakang timbulnya politik islam Hindia belanda, sebelum politik islam hindia belanda diberlakukan. Pada abad ke 19 dan dua daswarsa abad ke-20 dikenal sebagi puncak abad imprialisme yang merupakan masa keemasan bagi banngsa yang menginginkan membantuk kekaisaran. Sebelum terjadinya masa pencerahan di Eropa terjadi masa kemunduran atau sering disebut zaman kegelapan. Tapi ketika zaman kegelapan berakhir, terjadi persaingan abad 19 persiangan antar bangsa Eropa selama Perang Revolusi dan kekaisaran Naphaleon, dan terutama lahiranya “Eropa Modrn” setelah perjanjian Wina, membawa damapak sampai kejawa. Pulau jawa terlibat dalam konflik segi tiga antara Belanda, Inggris dan prancis. Pada akhirnya pemerintahan bera alih pada kekusaan belanada, dalam kependudukan nya memimpin hindia belanda.
Pemerintahan hindia belanda ketika itu mayoritas penduduk beragama islam yang ada dalam masyarakat kuatnya pengaruh islam terhadap tumbuhnya perjuangan melawan berbagai penindasan. Timbulnya aneka perlawanan seperti perang Paderi (1873-1827), perang Diponegoro (1825-1830), perang Aceh (1873-1903) dan lain-lain. Timbulnya peperangan ini beberapa sebab diantaranya terjadi penindasan, masyarakat yang saat itu muslim agama islam telah menyadarkan umatnya bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman dan kaum Belanda adalah pemeintah “kafir” yang harus dilawan karena yang menjadi pemimpin adalah orang-orang kolonial. Yang bertambah kompleks dalam masalah ini adalah semenjak dibangunnya tulisan Suez mempemuda umat islam. Masalah yang lain terjadi pada kaum islam di Indonesia yang berangakat haji menjadi pemberontak, sehinngga dilarang untuk haji. Pengetahun dari pihak belanda yang sangat minim tentang islam yang berda diIndonesia, disamping itu ada sebagian pihak belanda takut terhadap islam fanatik yang disamakan dengan katolik yang berhubungan dengan roma. Untuk meredam perlawanan itu, pihak pemerintah kolonial belanda menggagalakkan studi ilmiah terhadap islam untuk memahami masyarakat nusantara. Dalam upaya tersebut melahirkan politik islam yang diusulkan kepada snouk hurgonje kepada lemabaga penasehat gubenur jendral untuk urusan pribumi (adviesur voor inlandsche zaken). Politik islam merupakan kebijakan pemerintahah kolonial Belanda. Dengan adanya pemikiran snouk horgonje di memisahkan antara teori unsur agama dengan unsur politik.
- Netral terhadap Agama: Penyebaran agama islam ke wilayah Indonesia dilakukan secara damai, sedangkan penyebaran kristen ke Indonesia di warnai dengan kekerasan dan pemaksaan, hal ini dilatar belakangi oleh pemburuhan orang moor akibat keterlanjutan terhadap perang salib. VOC pada awalnya hanya untuk menarik keuntungan tapi pada tahun 1602 di wajibkan untuk menyebarkan agama kristen ditandai dengan tidak bolehnya berangkat haji bagi kaum muslim. Pada saat itu menurut snock hurgronje, bahwa muslim dijawa bersifat abang, atau sebagai identitas. Pada saat bersamaan partai-partai dibelanda dikelompokkan menjadi 2 yakni pertai agama dan non agama, adanya perbedaan dalam idiologi menyebabkan pertentangan dan mempengaruhi terhadap kebijakan politik Hindia Belanda. Kemenangan partai agama pada tahun 1901 Indoburg bersifat moderat terhadap ekspansi kristenisasi hingga munculah UUD yang menyatakan instruks bagi para bupati, hanya seorang islam yang berhak mengawasi islam dan ulamanya. Hal ini menjadi permasalahan dalam pemerintah belanda. Pada masa itu terjadi ketidakadilan terhadap ummat islam dikalangan pemerintah, ada yang menyatakan seandainya jawa tidak ada kemakmuran maka yang disalahkan adalah umat islam hingga terjadi penghormatan terhadap hari minggu yang dikritik keras oleh umat islam, terjadinya persaingan antara pemerintah belanda dan kristen, pada hakekatnya terjadi kristenisasi mengakibatkan bangkitnya umat islam dinusantara. Kristenisasi hanya bisa dilakukan pada daerah perbagu dan tapanuli sedangkan pada daerah lainnya islam yang masih kuat. o Netral Teori dan Praktek Ketika belanda berkuasa di Indonesia mereka lebih memfokuskan terhadap agama islam dari pada kristen. Sedangkan pada agama hindu budha, mereka kolonial tidak mensetujui peraturan-peraturan yang berada di agama tersebut. Contohnya, peraturan yang menyatakan istrinya harus dibakar ketika suaminya meninggal dunia. Mereka para kolonial melarang hal tersebut, kasus ini semakin memperjelas pihak kolonial lebih memilih agama islam atau kristen. Sementara dalam pemerintahan tentang pembangunan antara islam dan kristen terjadi ketidak seimbangan, seperti pembangunan masjid yang dipotong dari gaji para penghulu sedangkan pendeta atau pastur mendapatkan kenyamanan tersendiri pembangunan gereja tidak ada sangkut pautkan antara gaji para pastur. Adanya pengetatan perihal pergi haji, ini adalah salah satu contoh yang dapat diambil tentang pemerintahan belanda bahwa mencerminkan pada zaman tersebut pemerintahan belanda tidak netral terhadap agama. Berbeda dengan teori yang disebutkan, perihal pergi haji dipersulit dan sempat mendapatkan tantangan dari pihak kolonial.
- Asosiasi Kebudayaan Dalam hal ini senouk horgonnje berpandangan bahwa orang Indonesia harus mengikuti kebudayaan belanda, hal itu bisa dianggap sejalan apalagi dengan adanya kristenisasi yang saling membantu. Hal ini untuk membantu mengadakan pendidikan yang bisa membawa budaya belanda terhadap indonesia. Pendapat senouk honje tidak mendapatkan kepercayaan dari belanda maupun orang indonesia itu sendiri. Tapi ia tetap membuktikan dengan hasil didikannya yang bernama william van bolten menjadi sarjana pertama diIndonesia. Bukan masalah pendidikan saja yang dilakukan melainkan masalah pemanfaatan kebudayaan adat istiadat dan islam (ekonomi liberal) orang butuh dipaksa. o Asosisasi Pendidikan (pola berfikir) Hal ini sempat menjadi kemunduran dan kemajuan dipengaruhi ekonomi, keinginan masyarakat indonesia dalam memperoleh pendidikan, terlihat dari organisasi muhammadiyah yang mendidik mereka serta adanya sekolah liar. Yang tidak diakui oleh pemerintah belanda senouk honje yang memimpikan pengubahan bangsawan nasional pribumi menjadi elit ber pendidikan barat. Kebijaksanaan dalam islam, kesadaran mereka bahwa dalam pemerintahan orang kafir. Impian senouk honje kelihatannya salah dalam impiannya. Ia tidak mengerti bahwa kemampuan dalam islam untuk mempertahankan negeri ini. Ordanansi guru, dijadikan pengawasan untuk guru-guru islam dan didaftar oleh para guru tersebut. Halini dilakukan karena srring terjadinya pemberontakan. Akibat dari ordanansi ini terjadinya pengejaran dari guru-guru islam mengakibatkan menghilangnya mereka dari peredaran. Ordanansi terhadap sekolah swasta dilakukan untuk meninjau apa yang mereahka ajarkan hal ini dilakukan semenjak tahu 1922, keinginan masyarakat Indonesia untuk melakukan sekolah terlihat jelas dengan munculnya sekolah-sekolah swasta pertama kali sekolah swata itu muncul disebut sebagai sekolah liar. Tapi ketika terjadi pemberontakan oleh golongan Budi utomo, Muhammaddiah dll. Sehingga disebut sekolah swasta tanpa subsidi dari pemerintah.
- Tarekat dan Pan Islam Gerakan tarekat yang ditakuti oleh pihak kolonial, dengan adanya peristiwa Cianjur, samapai kecurigaan terhadap serikat islam serta kerjasama dengan Afending B. Hal ini terjadi karena adanya pembunuhan oleh kolonial tehadap H.hasan karena perdebatan tentang pembelian beras. Sebenaranya gerakan Pan nasional adalah dengan tujuan mepersatukan umat muslim seluruh dunia dan munculnya masalah penting tidak adanya khilafah. Dengan adanya pendapat dan prokontra masalah kholifah oleh pembesar islam. Hal ini berkaitan mulai munculnya Turki sampai kemundurannya. Tapi pada abad 16 Turki mengirimkan tentaranya untuk membentuk melawan portugis disebut sebagai tentara sabil. Kecurigaan Snouk hurgonje terhadap Pan islam, dilaranngnya Pan islam masuk salam pemerintahan. Sedangkan kekawatiran Haji bagi belanda karena takutnya masalah pemberontakan dari jmaah haji tersebut. Haji yanng dilarang oleh belanda telah diredam oleh snuk hurgonje. Bahwa tidak perllu ada kecurigaan yang berlebihan terhadap jahi ini.tidak perlu adanya laranganuntuk melaksanakan haji . orang-orang kolonial tetapa mengawasi gerak-gerik tersebut disetiap wilayah.
Lahirnya tanam paksa karena beberapa sebab diantaranya yang mendorong perkembangan sistem perkebunan selama 30 tahun banyak yang mengalami hambatan, dengan mengunakan sistem liberal. Silstem liberal tidak cocok dengan struktur sosial yang sanga Feodal di jawa dengan adanya ikatan dan tradisionalnya. Pemrintah kolonial tidak mampu menembus dan langsung berhubungan dengan masyarakatbaik secara perorangan maupun bebas. Meskipun sistim perdagangan belum berjalan secara sepnuhnya, sudah nampak hasil keramaian hasil dagang untuk ekspor. Pada saat itu terjadi kekuasaan masih dikuasai oeh Inggrisyang memepunyai modal lebih kuat. Sememntara itu defisik keuangan kolonial semakin merosot karena banyak terjadi perang diantaranya perang dipnegoro. Pemasukan pajak-tanah masih belum lancar. Di Nederland kesulitan ekonomi semakin besar dengan terjadinya pemisahan Belgia (1830). Akibat yang terjadi pada Belanda adalah kehilangan hasil produksinya dan tidak meampu menyaingi Inggris dalam ekspor hasil industri ke Indonesia. Sumber keuaangan yang disewakan berupa tanah domien di Belgia turut hilangan. Yang diperpahrah lagi dengan dibubarakannya VOC pada tanggal 31 Desember 1799, karena berbagai sebab, antara lain:
a. Sifat VOC sebagai badan dagang untuk memerintah daerah yang luas tidak dapat dipertahankan lagi.
b. Korupsi yang meraja rela
c. Saingan kongsi-kongsi dagang dengan negara lain
d. Perangn yang tetrus menerus menellan biaya besar
e. Terlalu lam mempertahankan monopoli, menimbulkan bemtrokan-bentrokan dan penyelundupan.
Kecuali karena itu sistem monopoli sudah out of date (ketinggalan jaman) karena perkembangan liberalisme yang menghedaki usaha bebas.
Persoalan yang dihadapi pemerintahan Hindia-Belanda ialah bagaiman Indonesia dapat diperintah sehingga memberi keuntungan finansil-ekonomi kepada negeri Belanda. Belajar dari kegagalan politik liberal dan tugas menyelamatkan Belanda dari kebangkrutan, gubenur Jemdral Van Den Bosch meneraoapkan kebijakan politik konservatif. Kebijakan ini terkenal dengan nama tanam paksa.
Pelaksanaan dalam sistem ini memungkinkan eksploitasi pedesaan Jawa secara maksimal dan membuktikan bahwa koloni ini dapat memberikan hasil yang melebihi bianya. Pokok-pokok dari cultuurstelsel, Rakayat diwajibkan menyediakan seperlima dari lahan garapannya untuk ditanami tanaman wajib (tanaman berkulitas ekspor seperti gula tebu), lahan yang disediakan untuk tanaman waib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah. Tenaga panen tanaman wajib harus diserahkan kepada pemerintahan kolonial. Jika terjadi kelibihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar akan dikembalikan kepada rakyat. Mereka yang tidak memiliki tanah wajib bekerja selam 66 hari setahu diperkebuna milikpemerintah. Tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menggarap tanaman wajib tidak boleh melebihi tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menanam padi. Kegagalan panen tanaman akan mejadi kewajiban pemerintah atau tanggungjawabnya. Pengarapan tanaman wajib di bawah pengawasan langsung dari para penguasa pribumi. Pegawai-pegawai Belanada mengawasi secara umum jalannya penggarapan dan pengangkutan. Yang sangat hakiki dalam rencana van den Bosch ialah bahwa pelaksanaan sistimnya menggunakan organisasi desa sebagai wahana yang paling tepat untuk meningkatkan produksi. Kalau tanah dan tenaga di pedesaan merupakan sumberdaya utama bagi produksi, maka faktor penggeraknya juga perlu dicari dalam lingkungan desa.
Jika disimpulkan culturstesel adalah sistem kegiatan exploitasi yang dapat dianggap sebagai kebalika dari VOC:
1. Culturstesel merupakan adalah kegiatan negara di bidang ekonomi, jadi bersifat mekantilis (ekonomi merupakanurusan negara)
2. Pemerintah Belanda dengan alat-alatnya ikut campur dalam masalh produksi
3. Aktif mengurus kegiatan sampai kepedalaman
4. Penggunaan uang sebagi alat tukar makin merata sampai ke pelosok-pelosok.
Penyelewengan terjadi dalam sistem kolonial culturselsel , dalam kepemimpinan seperti rakyat dipaksa meberikan tanhnya kepada pemerintah melebihi batas kebijakan. Dan masih dikenahkan mewajibkan membayar pajak tidak sesuia dengan peraturan yang ditetamkan pemerintahan. Rakayat . Jika gagal panen rakyat tetap dipersalahkan.
- Bagaimana respon dan akibat tanaman paksa bagi masyarakat Indonesia dan parlemen dinegara belanda
Respon tanam paksa di parlemen Belanda, terhadap kemeralatan dan kesengsaraan yang diderita oleh rakyat Indonesia akibat sistem tanam pakasa itu pada umumnya tidak diketahui rakyat Belanda. Namun, hal yang terjadi lambat laun mereka rakyat Belanda mulai mengetahui apa sebenarnya yang terjadi atau yang di alami oleh rakyat Indonesia. Berita tidak kesewenang-wenangan dari pegawai pemerintah kolonial dan penderitaan yang dialami oleh penduduk Indonesia akhirnya mereka dengar.
- Golongan liberal: Revolusi febuari 1848 di Prancis bergema juga di Nederland. Partai liberal menang, hingga ide-ide liberalisme makin berkumandang. Ajarannya di bidang ekonomi menghendaki dilaksanakannya usaha-usaha bebas dan pembebasan kegiatan ekonomi bagi pemerintah. Dengan katalain liberralisme menghendaki dihapuskannya culturselsel. Tidak mustahil pula kalu ada keingan untuk dapat dilaksanakannya usaha bebas, karena pada bagian kedua abad 19, industri telah berkembang bai di Nedeerland. Golongan Humanis : sepakat untuk menghendaki dihapusnya Cultuursteltel. Mereka melihat betapa menyrdihkannya kehidupann rakyat Indonesia karena Cultuursteltel itu. Cultuursteltel harus dihapuskan karena menindas rakyat jajahan. Padahal tanah jajahn telah menyelamatkan Belanda dari kebabgkrutan. Dalam forum Staten general (parlemen Belanda) kalangan humanis dan kapilisme menungkapkan, tentang keinginan untuk mengahapus sistem Cultuursteltel. Kecaman itu mendapat banyak dukungan terleblih lagi liberalisme sedang melanda Eropa pada abad ke-19. perjuangan kalangan humanis dan leberalisme itu merintis lahirnya UU Argraria tahun 1870. Beberapa tentang tokoh yang menentang cultuurstelsel, Baron van Hoevell, E.F.E Douws dekker yang menulis buku Max Havelaar, Fransen van Putte yang menulis Zucke Contarcten. Akibat yang lain adanya politik kolnial ethika pada awal mulanya ada pada kriyk dari C. Th. Van Deventer yang termuat dalam majalah de Gids pada tahun 1899. Karangannya berjudul Een ereschuld (Debt of honour atau suatu utang budi). Pemerintah Belanda menangagapi kritikan ini dengan mengemukakan gagasan pembaharuan seperti tercermin dalam pida ratu yang berjudul Ethische richting, hal ini sering disebut politik ethika atau balas budi. Deangan cara membalas utang menyelenggarakan Trias: irigasi, emigrasi (transmigrasi) dan edukasi. Akibat dari cultursteslel yang diberlakukan oleh pemerintah hindia belanda membawa dampak postif dan negatif. Dampak positif untuk masyarakat dindonisia adalah rakayat tetap dapat mengusahakan sebagian besar laharnya untuk tanaman karenahanya seperlima lahan yang digunakan untuk tanaman pangan lebih banyak dari pada tanaman wajib. Rakyat dilatih untuk berbisnis dengan mengusahakan tanamna yang diingaikan pasar secara profesional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya sebagi petani sekaligus penguaha. Keliebihan hasil panen dari yang diwajibkan untuk membayar. Ketentuan ini lebih ringan dibandingkan sebelumnya seperti verpilitche leverantien dan preanger stelsel. Pemberlakuan dari culturesetertel banyak terjadi penyimpangan sehingga mengakibatkan, rakyat lebih banyak mencurkan perhatian, tenaga, dan waktu untuk menggarap tanaman wajib, sebhinnga tidak sempat mengerjakan sawah dan ladang. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan. Jatah tanah untuk tanamman wajib melebihi seperlima dari lahan garapan. Apalagi tanah itu harus llahan yang subur. Akibatnya, tanaman pangan hanya bisa ditanam dilahan sempit yang kurang subur. Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak. Kelebihan hasil panen tidak dibayar, sedangakan kegagalan panen tetap menjadi tanggung jawab rakyat. Benih-benih nasionalisme (kebangkitan Nasional di Indonesia)
Nasionaliasme diIndonesia terjadi salah satu penyababnya adalah dari kalangan pelajar, adanya kesadaran nasional. Para siswa terpelajar dari berbagai penjuru menyadari bahwa negaranya sedang dijajah. Serta persamaan nasib untuk memperasatukan persamaan bangsa.Ditamabah lagi didunia sedang terjadi gerakan Turki Muda, Refolusi Cina dan Gerakan Nasional dinegara-negara tetangga seperti India, dan Filipina, memberi semangat besar kesadaran nasional dan menyebabkan Indonesia memiliki rasa harga dirinya kembali. Diperkuat dengan golongan terpeljar serta guru yang prefesional. Pada saat sebelum didirikan PNI mahasiswa luar negeri mendirikan PI yang diprakarsai oleh bung Hatta. Ini adalah prinsip awal terbangunnya PNI. PI berjalan di Belanda, sedangakan di Indonesia diawali dengan kebangkitan teknologi menjadi peran pres yang membantu kebangkitan bangsaa salah satunya Pres budi Utom, Pres serikat islam dll. diIndonesia juga bermunculan organisai oleh para pemuda disetiap wilayah masing-masing seperti Jong Ambon, Jong Minahasa,NU, Muhammaddiyah. Hal ini bisa mempersatukan mereka, hingga akhirnya diperkuat dengan gerakan organisasi Budi Utomo, Serikat Islam, Indsche Partije, Muhammadiyah, PI, dan PKI. Gerakan emansipasi mencapai titik terang pada tulisan-tulisan yang terkenal dari seorang putri Jawa, yaitu Kartini pada konggres pemuda pertama tahun 1908, dan lahirnya sumpah pemuda. 2. Ada 3 pilar utama yang mempengaruhi lahirnya Nasionalisme di Indonesia 1) Pilar yang pertama adalah pengaruh Eropa. Saat mendirikan PNI salah satunya adalah bung Hatta. Beliau terpengaruh oleh fikiran Marxis, lenis dan sosialis. Daya tariknya terpengaruh oleh fikiran-fikiran Marxis, lenis. Daya tariknya terletak pada penjelasannya tentang situasi penjajahan dan filsafat determinisme historisnya. Bagi suatu generasi mahasiswa yang masih goyah identitas nasionalis. Maka mereka berlindung di diologi tersebut.
2) Pilar yang kedua adanya pengaruh Timur tengah, saat masa penjajahan adanya PAN yang di dirikan oleh jamaludin al-afghani, rasyid ridho’ dan Muhammad Abduh. Mereka PAN islam sering mengedakan perkumpul di seluruh dunia, PAN di Indonesia juga mengikuti. Memang saat itu yang dibicarakan adalah tentang Kahlifah, tapi dari sana atau orang yang berangkat haji saat itu. Bisa menyerap pikiran-pikiran orang timur tangah yang anti terhadap kolonilisme.
3) Nasionalisme Indoneisia, masyarakat sadar kalo negeri mereka sedang dijajah. Dengan adanya beberapa sebab munculnya sekolah swasta, budi utomo,muhammaddiyah. Para golongan terpelajar menyadarkan rakyat dan memberikan semangat kemerdekaan bersama-sama. Saat itu pula muncul organisasi yang menjadi bibit pembentukan PNI.
Daftra pustaka:
- Abdullah Taufik,Sejarah Umat Islam Indonesia, 1991 (jakarta: Majelis ulama’ Indonesia)
- Kartodirjo Sartono, Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme jilid II, 1990 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka)
- Kartodirjo Sartono,Pengantar sejarah Indonesia Baru 1500-1900, 1992 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)
- lombard Denys,Nusa jawa silang Budaya, 2008 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama)
- Yatim Badri, Sejarah peradaban islam diarsah islamiah II ,2008 (Jakarta: PtGrafindo)
- Laksono Eko,Imperium III Zaman kebangkitan besar2010,(Jakarta:Hikmah)
- Moedjanto,Indonesia Abad ke-20 1, 1988 (Yogyakarta: Kanisius)
- Ingleson John,Jalan Ke Pengasingan PNI tahun 1927-193, 1988 (Jakarta: Lp3s)
- Riclef,sejarah indonesia modrn, 2007 (yogyakarta:Gajamadah universty press)
- Hall D,Sejarah Asia Tenggara (Surabaya : Usaha Nasional)