PERCIKAN DRAMA CINTA
Membuka hati baru,lembaran baru sangatlah rumit. Pintu hati bagaikan terkunci 1001 gembok, hanya bisa dibuka oleh satu persatu kunci, yang dapat membuatnya membuka. Ketakutan untuk meraih cinta, ketakutan untuk menyentuh kasih sayang. Telah tertorehkan makhluk adam. Apakah benar setiap adam hanya untuk menyayat-nyayat hati hawa?.... dibawa naungan pikiran, didalam perasaan pertanyaan menggantung mengikuti alur kehidupan, akankah selaluku bawa?. Rasionalku selalu bernalar meraba-raba tentang makna. Mati satu tumbuh seribu!. Pantaskah rasional itu menyandang hatiku?.Entah sekian waktu hatiku mulai luluh dan luluh kepada makhluk adam yang berbeda dengan kaumnya. Dialah yang tekun membuka satu persatu kunci hati, dengan amarahku yang membuncah-buncah tak karuan. ia redamkan dengan perlahan melalui percikan air surga. Air itu mengalir dalam darah, sifat-sifat tentang penentuan makhluk adam yang selama ini aku tanam, ia leburkan. Dia adalah sosok adam yang mengajarkanku tentang arti cinta dan kagum. “KITA TAK HARUS MEMILIKI ORANG ITU JIKA MEMANG CINTA, KITA BAHAGIA DENGAN MELIHAT ORANG YANG KITA CINTAI BAHAGIA, WALUPUN TAK BERSAMA KITA. JIKA KAGUM, PERASAAN SALALU MEMILIKI SELALU ADA, DAN ORANG YANG KITA KAGUMI HARUS BERSAMA KITA”. Kata mutiara yang terlotar dari hati dia, menyadarkan aku tentang makna cinta. Hari yang dulu kusam sekarang menjadi terang, bulan-bulan yang dulu hitam putih sekarang menjadi bewarna, tahun-tahun yang dulu benada mendatar sekrang menjadi nada yang bergelombang. Dia merubaku dalam segala hal, terutamanya prinsip-prinsip yang aku tanamamkan dalam kehidupan. Dihati ia adalah orang pertama bagiku, yang dapat menuntun jiwa raga dan segala kehidupanku. Cinta itu dapat merubah orang menjadi segalahal, tinggal setiap individu yang menjalaninya, petikan kata selama aku menjalani drama cinta. Pena-pena cinta telah terukir dalam setiap makhluk Tuhan, ini dalah satu kecil dari persembahan pena cinta.
2 komentar:
iya mbk................. moga bisa,,,
amien
makasih mbak :)
Posting Komentar