SAKIT DAN WAFATNYA NABI
Sebelum nabi sakit beliau memikirkan ke bagian utara yaitu Romawi, ia berpendapat kedudukan muslimin di perbatasan Syam perlu di perkuat, setelah pulang haji Nabi mengeluarkan panitia supaya menyiapkan pasukan besar ke daerah Syam. Muhammad memerintahkan kepada Usman langsung bergegas dan mempersiapkannya tiba – tiba Rosul jatuh sakit dan sakitnya semakin keras akhirnya mereka tidak jadi berangkat banyak orang – orang merasa kawatir karena jatuh sakitnya. Pada malam pertama Muhammad sakit ia tidak dapat tidur. Ketika itu ia keluar menemui pembantunya, ia mengajak pembantunya untuk pergi ke Baqi’ al-Garqad, perkuburan muslimin didekat Madinah ia berbicara dan menyuruh baqi’ untuk memintakan ampun.
Semakin hari demamnya semakin parah, beliau hanya mengimbangi sholat saja, dan langsung pulang. Beliau tak mampu bercakap – cakap lagi dengan sahabat – sahabatnya. Ketika ada berita kenapa Nabi memilih sham untuk menjadi pemimpin?
Banyak orang yang bertanya dan raga. Hingga akhirnya Nabi pergi ke masjid sebelum itu beliau menyuruh kepada istri-istrinya agar “di tuangkan tujuh kibrat air kepada dan perbagai suwan supaya saya dapat menemui mereka dan berpesan. Kepada mereka “setelah itu beliau pergi ke masjid dan duduk dimimbar menyampaikan pesan salah satunya agar mereka percaya bahwa sham pantas untuk menjadi pempin. Beliau juga berpesan agar kaum muhajirin jagalah ansar itu baik – baik.” Tidak lama setelah hari itu terjadi sakit Nabi tambah lama tambah parah. Hingga akhirnya beliau tidak mampu mepimpin sholat, dan menyuruh Abu bakar untuk memimpin sholat. Ketika itu Aisyah berkata “ Tetapi Abu bakar mudah terharu, suaranya lemah dan suka menangis kalau sedang membaca Al-Qur’an “Aisya terus mengulangi perkataannya, tapi Nabi tetap menginginkan Abu Bakar untuk menjadi pemimpin.
Pada suatu hari karena Abu Bakar tidak ada ditempat ketika bilal menyerukan Sholat. Maka umatlah yang disuruh dan suara umat yang sangat lantang terdengar oleh Nabi. Nabi pun bertanya pada Aisya “ Mana Abu Bakar?” “ Allah dan muslimin tidak menghendaki yang demikian .”
Keluarganya ingin memgobati Nabi, ketika Nabi pingsan, ia di minumkan obat oleh keluarganya. Ketika beliau sadar ia berkata :
“Siapa yang membuatkan ini? ,Mengapa kamu melakukan itu?
“ Kami kira Rasulullah menderita sakit radang selaput dada”, kata abas. Pamannya
“ Allah tidak akan menimpahkan penyakit yang demikian itu kendaku” ini membuktikan bahwa Nabi tidak mau di obati keluarganya. Ketika itu beliau keadaannya tambah membaik. Keluarga mereka menganggap karena dari obat tersebut nabi sembuh. Muhammad mulai pergi ke Masjid tapi beliau tetap menjadi makmum dan menyuruh Abu Bakar tetap menjadi imannya. Melihat keadaan Nabi yang semakin membaik kaum muslimin ikut senang seketika itu juga Abu Bakar meminta ijin untuk menemui istrinya. Tetapi kiranya perginya Nabi ke masjid itu adalah suatu ke sadaran batinnya akan disusul oleh kematian. Ketika maut akan menjemput beliau, meminta disediakan sebuah bejana berisi air dingin dan melakukan tangan kedalam bejana tersebut. Ada keluarga – Aisyah yang membawakan Sywak, beliau menunjuk dan mengisyaratkan bahwa menginginkannya dimintalah siwak tersebut. Seketika itu Aisyah melunakakan ujungnya siwak kemudian dengan itu Nabi menggosok giginya, dalam sakaratul maut Nabi berdo’a dipangkuannya mengucapkan “Allahummu Ya Allah! Tolonglah aku dalam sakaratul maut ini “ Aisya berkata terasa olehku Rasullah sallallah ‘alaih wasallam sudah terasa berat di pangkuanku. Saya perhatikan mukanya ternyata pandangannya keatas seraya berkata! “Dengan sahabat dari surga” Maka Rasullah pun berpulang sambil bersandar antara dada dan leher Aisya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar