Kamis, 23 Juni 2011

Perjalanan ini

Qurata’ayun begitulah sebutan nama panggilan gadis kumal ini, bersal dari pakesaji daerah malang. Dia sempat merasakan mondok selama kurang lebih satu tahun. Ya nama itu melekat dengan kepribadiannya yang tak seimbang. Ketika a’yun pindah kekota metropolitan ia, melanjutkan studi diSMA berbasiskan islam. Awal dia masuk merasakan betapa menakjubkan ada sekolah yang mewah seperti ini. Ekstrakulikuler yang dia ikuti sementara, hanya satu yakni jurnalistik. Ia memang suka menulis tangannya lincah dalam hal tulis menulis ia menyukai puisi. Karyanya berlembar yang tersimpan dalam lemari berdebu. Ketika semester pertama kelas satu sma dia disibukkan dalam lomba mading yang didirikan oleh jawapos. Ia menjadi kelompok tim 2d, tema yang dibahas adalah tentang rokok. Ia mendapatkan tugas wawan cara dengan mak bongki, bersama salah satu temannya yang bernama tya.
Perjalan itu dimulai, pertama kali ia meluncur menuju radio tempat mak bongki siaran. Ketika bertemu dengan mak bongki dalam hatinya berkata “Subhanallah cantiknya berbeda dengan ditv” wawancarapun dimulai. Tugas qurata’ayun memewawancarai sedangakan tugas tya mendokumentasikan. Setelah selesai ia pulang bersama tya. Dan sesampainya dirumah ia menuju laptop untuk menarasaiakn hasil dari wawancara. Setelah itu ia menulisakn daeri yang berceritkan
“ aku mengemban tugas yang cukup berat, untuk mewawan cari seorang yang terkenal dikalngan jawa timur. Yakni mak bongki. Perjalannya mulai dari sma menuju temapat penyiran dengan menggunakan speda montor. Hatiku berdebar keras sehingga membuat tanganku berkeringat. saya yang taktau jalanan Surabaya. Diberitahukan oleh temanq, ini pengalaman menju jalan-jalan yang tidak kuketahui, dalam kota yang panas ini. Rasanya Masya ALLAH kulitku samapai terasa terbakar. saya membatin aku hanya dapat membatin saya berkulit hitam tambah hitam dech, hehehe Senyuman kecil yang saya pasang dalam perasaan. Tapi saya dapat memetik hikma dalam perjalanan ini. Mak bongki seorang wanita yang menyeramkan dalam tv local , ternyata cantik tak sebanding dengan yang ia lakoni ketika syuting. Kurasa malam ini sudah cukup panajang, saya harus mengasih hak istirahat kepada tubuh ini. Makasih YARHAB kau telah membriku tubuh yang kuat”.
Paginya terdengar suara beker berdering “krrriiiiiinnnnnnnngggggggg” tanda untuk segara bangun dan menuju kamar mandi untuk melaksanakan sholat malam. Matanya yang tersayup dan badan yang agak tak kuat untuk bangun dari ranjang, memakasakan diri menju kamar mandi. “ jeduk aasssaaallaammm, eh salah astaghfirlah, hmm lama-lam benjol juga ni kepala” dia terbentur didinding kamar mandi. Setelah selesai, ia bermunajat sendiri dan bertasbih di syahduhnya malam yang membawa ketenangan. Ia berdo’a sambil curhat dengan ALLAH “ YaRhabbi aku telah mengikuti ekstra ini mudahakan lah yarhabb dan berilah kemanfaatannya, YaAllah saya bingung kenapa hati saya tetap berfikir tentang cowok yang satu kelas di ospek saya, berikanlah yang terbaik yaRhaabb.” Setelah itu ia melanjutkan tidurnya.
Kesokan hari matahari mulai mengintip dari cendelakamrnya, setelah sholat subuh dan menadaburi hafalan ketika masih dipondok dulu dilanjutkan hingga sekarang. Bergegaslah ia besiap-siap menuju sekolah dan segera berangkat. Ia belajar dan sedikit merenung tentang cow itu. Lamunan itu dihentakkan oleh guru sosilogi
“a’yun, a’yun” ujar gurunya.
“ia, pak ada apa?” kata a’yun, hatinya berdegub kencang karena baru tersadar dari lamuanan tersebut.
“sekarang kamu jelasakan tentang bab pengaruh manusia dalam lingkungan”
“a’yun pak! yang harus jelasakan, tidak sebaiknya teman-teman yang lebih siap pak. Terus terang saya tidak siap pak” kata a’yun sambil mengerutkan dahinya.
“saya percaya pada mu, kamu pasti bisa” pak heri meberikan senyuman.
Dengan nafas yang panjang ia memulainya dan berucap bismillah, a’yun menerangkan dengan rinci dan jelas, juga diberi contoh. Ketika a’yun menjelasakan keda temannya suara kelas sunyi dan sepi semua mata menjun a’yun. Selesai ia menjelaskan terdengar suaratepuk tangan dari siswa-siswi sma yang sekelas dengannya. Wajah dekil a’yun tidak bisa berwaja merah kerena dia hitam. Ia hanya dapat senyum dan berterimkasaih.
“ inilah yang dilakukan jika kalian menjadi mahasiswa nanti, bersiap-siaplah sekarang ,membangun kepercayaan yang diri tinggi, a’yun maukah kamu ikut KIR (karaya ilmiah remaja)” kata pak heri menatapnya dengan serius
“eh…. Saya fikir-fikir dulu pak, entar saya kabarin”
“Kriiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnnnggg” terdengar bel menadakan isirahat. Ia dan tini temannya, mengambil mukenah dalam tas dan bergegas menuju masjid, untuk melaksanakan sholat duha. Kepalanya tertunduk dan diam ia menabarak seorang laki-laki, yang membuat lamuananya buyar.
“eh maaf- maaf maz” ucap a’yun
“tidak papakok sambil tersenyum” kata irfan
A’yun melongo melihat laki-laki yang ia tabrak adalah laki-laki yang mengganggu pikirannaya selama ini.
“yun…yun…yun.. ayo lang kemasjid keburu habis jam istirahatnya”
“owh ya ayo-ayo” batinnya mengatakan subhanallah tetesan itu, apakah itu tetesan air wudhu. Ya Rhab kau ciptakan mahluk yang taat, senyuman kecil menghiasi bibir hitamnya.
Berbsambung……

Tidak ada komentar: